BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam peningkatan mutu belajar siswa perlu adanya media yang membantu proses pembelajaran. Banyak media menyediakan kemudahan agar pesan sampai kepada siswa. Salah satu media yang efisien dan efekti digunakan adalah komik. Tapi komik yang berkembang di masyarakat luas ternyata mendapatkan respon kurang baik dalam mendukung kualitas belajar siswa. Banyak orang beranggapan bahwa dengan membaca komik akan membawa pengaruh buruk pada kegiatan belajar siswa. Mereka berasumsi ,komik dapat menurunkan minat belajar. Padahal dengan membaca komik ,seseorang dapat berefresing setelah mengikuti pelajaran seharian penuh. Komik dapat dimanfaatkan menjadi sarana dan media belajar yang menyenangkan bagi para siswa. Dengan tampilan yang sederhana,langsung,ringkas,menarik,lebih hidup dengan gambarnya dan diselingi humor pada beberapa bagian membuat pembaca tidak bosan. Komik yang menarik membuat pembaca semangat untuk belajar. Oleh karena itu media pembelajaran komik harus dikembangkan sedemikian rupa,tetapi harus ada pengawasan dan evaluasi. Karena tidak semua komik memiliki unsur pendidikan.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah sebenarnya komik?

2. Bagaimana perkembangan komik?

3. Mengapa komik memiliki banyak peminat?

4. Peran komik dalam pendidikan?

5. Aplikasi komik dalam pembelajaran?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komik

Sebelum mempelajari komik lebih jauh akan sangat baik jika mengenal definisi tentang komik . Menurut Will Eisner (1996) komik sebagai "tatanan gambar dan balon kata yang berurutan, dalam sebuah buku komik. Di tahun 1986 Eisner mendefinisikan eknis dan struktur komik sebagai sequential art, "susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide".

Dalam buku Understanding Comics (1993) Scott McCloud mendefinisikan seni sequential dan komik sebagai "juxtaposed pictorial and other images in deliberate sequence, intended to convey information and/or to produce an aesthetic response in the viewer"

Untuk lingkup nusantara, seorang penyair dari semenanjung Melayu Harun Amniurashid (1952) pernah menyebut 'cerita bergambar' sebagai rujukan istilah 'cartoons' dalam bahasa inggris. Di Indonesia terdapat sebutan tersendiri untuk komik seperti diungkapkan oleh pengamat budaya Arswendo Atmowiloto (1986) yaitu cerita gambar atau disingkat menjadi “CERGAM” yang dicetuskan oleh seorang komikus Medan bernama Zam Nuldyn sekitar tahun 1970. Sementara itu Seno Gumira Ajidarma (2002), jurnalis dan pengamat komik, mengemukakan bahwa komikus Teguh Santosa dalam komik Mat Romeo (1971) pernah mengiklankan karya mereka dengan kata-kata "disajikan secara filmis dan kolosal" yang sangat relevan dengan novel bergambar.

Selain itu ada beberapa definisi lain tentang komik yaitu :

a. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita.

b. Komik adalah suatu kartun yang mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar untuk memberikan hiburan kepada pembaca.

c. Komik adalah suatu bentuk berita bergambar terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung kadang bersifat humor.

d. Komik adalah seni gambar yang dirangkai sedemikian rupa dengan teks sehingga membentuk sebuah cerita baik berbentuk buku maupun strip yang diselingi dengan humor agar pembaca tidak bosan.

Komik merupakan media intruksional edukatif tapi juga memiliki nilai jual atau bersifat komersial. Selain itu ,komik juga bersifat sederhana,jelas, mudah,dan personal yang artinya dinikmati sendiri saat mmbaca. Merupakan salah satu karya seni rupa yang ke-sembilan . Perwatakan di dalam komik harus di kenal agar kekuatan pada tokoh bisa dipahami oleh pembaca. Inti cerita memusatkan di sekitar rakyat dan mengenai diri sendiri sehingga pembaca dapat segera mengenali dirinya melalui perasaan serta tindakan dari tokoh-tokohnya. Ceritanya yang ringkas dan menarik perhatian serta dilengkapi dengan aksi-aksi.

Komik diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu :

v Komik strip yaitu komik berbentuk lembaran yang biasanya ditampilkan dalam Koran dan majalah.

v Komik buku yaitu komik yang sudah dijadikan satu dalam bentuk buku.

v Komik online yaitu komik yang berkembang di dunia maya karena adanya kemajuan teknologi.

Komik memiliki beberapa unsure di antara lain yaitu :

v Sederhana ,langsung ,aksi-aksi yang cepat dan menggambarkan peristiwa yang mengandung bahaya.

v Berisi humor kasar yang menggunakan bahasa percakapan.

v Perhatian komik lebih tertuju kriminalitas ,kekuatan dan keampuhan.

v Ada kecenderungan manusia yang universal terhadap pemujaan pahlawan.

B. Perkembangan Komik

Untuk pertama kalinya komik digunakan sebai pengobar dari peristiwa perang surat kabar antara William Randolph Hearst dengan Joseph Pulitzer pada pertengahan tahun 1890-an. Lembaran berwarna majalah terbitan New York Journal dan New York Worldsaling bersaing untuk memperluas jaringan. Tapi uniknya dari persaingan tersebut menggunakan gambar-gambar yang lucu yang diikuti perwatakan dari tokoh. Coretan ini hasilnya cepat dari Joseph Pulitzer selama enam bulan penerbitan. Kemudian disusul William Randolph Hearst dengan komik terbaru delapan halaman dari warna keperak-perakan yan bercahaya membuat pelangi tampak seperi sepotong pipa timah. Hearst dengan sengaja mengontrak pembuat komik asli,sedangkan Pulitzer mencari pembuat komik yang lain. Kedua surat kabar tersebut saling bersaing demi memperluas jaringan perdagangan. Tetapi dari persaingan ini secara tidak sengaja mempengaruhi kesadaran masyarakat Amerika dengan kuat.

Komik-komik baru segera diterbitkan pada tahun 1902 seperti Buster Brown dan The Jammer Kid yang merupakan komik terlama hidupnya. Selang waktu yang tidak begitu lama muncul seniman lain yang membawakan gambar dengan perwatakan yang sama ditambah rangka garis dalam kotal terpisah serta mengembangkan kepribadian komik. Pada tahun 1905 komik-komik telah mengalami perkembangan yaitu lebih praktis dengan bentuk yang sama kecuali format buku komik.

Buku-buku komik menjadi popular pada pertengahan 1930-an. Penelitian terhadap sejumlah peredaran menunjukan bahwa komik telah banyak dikonsumsi dari berbagai kalangan usia. Kecenderungan dari mereka dalam membaca cukup sekali saja. Tapi dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa komik membawa pengaruh besar dalam kehidupan para masyarakat dunia. Sedangkan untuk di Indonesia perkembangan komik masih bisa dibilang telah menemukan titik terang namun nampak masih terengah – engah. Berbagai cara pun dilakukan,salah satunya terus melakukan cetak ulang atau digambar ulang komik-komik yang telah terbit dari tahun 1960-1970an dengan tetap mempertahankan format aslinya dan diperjual belikan hanya pada orang atau tempat-tempat tertentu dengan maksud mengenang atau untuk menghargai karya-karya komikus Indonesia serta dikenal oleh generasi muda. Namun cerita yang masih terkesan kaku dan harganya yang mahal mengurangi minat masyarakat untuk membacanya dan hanya kalangan-kalangan tertentu yang sudah lama berkecimpung dalam komik Indonesia saja yang mampu mengoleksinya.

C. Komik Sebagai Media Pembelajaran

Banyak orang menyukai penyajian yang diberikan komik karena memberikan hiburan kepada para pembaca. Terutama dari kalangan anak dan remaja yang senang dengan bacaan yang bersifat nyata. Gambar yang bervariasi serta penggunaan warna yang baik orang tidak akan cepat bosan dalam membacanya. Gaya ceritanya langsung dan sederhana menjadikan komik lebih hidup. Sehingga tidak salah jika komik dijadikan media pembelajaran bagi siswa di sekolah demi meningkatkan mutu kualitas sumber daya manusia.

Komik adalah media pembelajaran yang sangat potensial. Aspek visual yang mengoptimalkan mata untuk mencermati alur gambar dan teks yang disertakan. Kebanyakan orang merupakan pembelajar visual yang mengasosiasikan informasi ke dalam gambar(Ascott 2006). Sehingga komik dapat digunakan siswa untuk mengenali konsep, belajar menghitung,mengenal lingkungan dan alam sekitar,serta mendorong minat baca.

Komik merupakan media intruksional bagi pembelajaran yang efektif dan efisien. Media yang menyenangkan dalam proses pembelajaran. Jika siswa mendapati suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran, mereka akan terlibat total dalam proses pembelajaran itu. Keterlibatan secara total ini penting untuk melahirkan hasil akhir yang sukses. Siswa lebih kreatif dan berani menuangkan idenya secara variatif. Mereka mencoba-coba mengubah dan menambah dialog dengan kalimatnya sendiri. Dengan demikian, komik ini telah berjasa menggugah kreativitas dalam berimajinasi. Karenanya, melarang siswa membawa dan atau membaca komik dapat berarti membunuh kreativitas siswa.

Tapi perlu diwaspadai tidak semua komik yang beredar memiliki unsur pendidikan karena pada awalnya komik ini bersifat komersial. Karena komik memiliki sisi kelemahan dan kelebihan. Maka sudah menjadi tugas guru dan orang tua untuk mengawasi jalannya pembelajaran menggunakan komik.

D. Kelebihan dan Kelemahan

v Kelebihan Komik :

· Memotivasi Hutchinson (1949) menemukan bahwa 74% guru yang disurvei menganggap bahwa komik "membantu memotivasi" (hl. 244), sedangkan 79% mengatakan komik "meningkatkan partisipasi individu" (hl. 244). Satu guru bahkan mengatakan bahwa komik membuat pembelajaran menjadi "pembelajaran yang sangat mudah" (Hutchinson, 1949, hl. 244). DC Comics, Thorndike, dan Downes juga menemukan bahwa komik juga mampu memotivasi siswa ketika mereka memperkenalkan buku latihan bahasa Superman ke kelasnya. Mereka menemukan bahwa siswa memiliki “ketertarikan yang tak biasa” dan, sebagaimana ditulis’ “mampu membuat siswa menyelesaikan tugas yang seharusnya diselesaikan dalam satu minggu menjadi satu hari saja” (Sones, 1944, hl. 233).
Hasil eksperimen di atas menunjukkan kepada kita bahwa komik benar – benar mampu memotivasi siswa selama proses belajar mengajar.

· Visual

Komik terdiri dari gambar – gambar yang merupakan media visual. Adalah Sones’ (1944) yang berkesimpulan bahwa kualitas gambar komik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran: Sones membagi empat ratus siswa kelas enam sampai kelas Sembilan kedalam dua kelompok. Masing – masing kelompok seimbang dalam pembagian kelas dan kecakapannya. Kelompok pertama disuguhi pembelajaran cerita dengan menggunakan komik dan yang kedua hanya menggunakan teks saja. Setelah itu, mereka dites untuk mengetahui isi dari pembelajaran cerita itu. Setelah seminggu, prosesnya diubah, kelompok pertama disuguhi teks saja sedang yang kedua diberikan komik.
Hasilnya, Sones (1944) berkesimpulan bahwa "pengaruh gambar terlihat dalam hasil tes" (hl. 238). Tes pertama menunujukkan bahwa kelompok pertama mendapatkan nilai jauh lebih tinggi daripada kelompok kedua. Di tes kedua kelompok kedua mendapatkan nilai jauh lebih tinggi daripada kelompok pertama.

· Permanen

Menggunakan komik sebagai media pembelajaran jauh berbeda dengan menggunakan film atau animasi. Meskipun film dan animasi juga merupakan media visual, mereka hanya dapat dilihat tanpa bisa mengulanginya sekehendak kita. Komik, berbeda dengannya, merupakan media yang permanen. Sederhananya, jika siswa tidak memahami suatu adegan film atau animasi, mereka tidak bisa mengulanginya. Tapi dengan komik, mereka bisa mengulangi sesuka hati mereka.

· Perantara

Karl Koenke (1981) mengatakan bahwa komik bisa mengarahkan siswa untuk disiplin membaca khususnya mereka yang tidak suka membaca atau yang memiliki kekhawatiran akan kesalahan. Komik bisa menjadi jembatan untuk membaca buku yang lebih serius. Haugaard (1973) mengatakan bahwa komik bisa mengubah siswanya yang tidak suka membaca menjadi siswa penyuka Jules Verne and Ray Bradbury.

· Populer

Kita bisa mengatakan bahwa siswa kita saat ini berada dalam budaya populer. Timothy Morrison, Gregory Bryan, and George Chilcoat (2002) mengatakan bahwa dengan memasukkan budaya populer kedalam kurikulum bisa menjembatani kesenjangan perasaan siswa ketika di dalam dan luar sekolah. Komik adalah bagian dari budaya populer. Kita tahu bahwa Spiderman and Batman adalah film yang diambil dari komik. Ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalambelajar.
Lalu, secara teknis bagaimana memanfaatkan komik dalam pembelajaran bahasa Inggris? Dialog – dialog yang terdapat dalam gelembung bicara tokoh – tokoh komik bisa digunakan untuk membantu siswa mengeksplorasi suatu tata bahasa Inggris, ini salah satu misal saja. Dengan kelebihan – kelebihan komik, seperti yang disebutkan di atas, pembelajaran diharapkan lebih efektif sekaligus efisien. Untuk lebih menariknya, ada baiknya jika guru menggunakan komik yang terkenal dan berbahasa Inggris. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak setiap komik, meskipun berbahasa Inggris, bisa digunakan untuk media pembelajaran bahasa Inggris. Pilihlah komik yang menggunakan kalimat - kalimat sederhana dalam dialognya.

· Menarik dan langsung

Penyajian gambar dan warna-warna membuat komik lebih menarik pembaca. Materi yang disampaikan langsung tanpa harus membaca banyak kata sehingga pembaca tidak cepat bosan.

v Kelemahan Komik :

· Komik membatasi bahkan memungkinkan membunuh imajinasi

Penggunaan komik yang terlalu berlebihan mengakibatkan penumpulan imajinasi otak. Berbeda dengan novel, prosa, cerpen yang mengajak pembaca untuk berimajinasi dengan rangkaian kata-kata menggambarkan tokoh,setting tempat,dll. Komik menyajikan gambar yang langsung bisa dinikmati tanpa harus membayangkan perwatakan tokoh,setting,dll. Hal ini bila terjadi terus menerus mengakibatkan imajinasi menjadi terbatas seperti apa yang digambarkan.

· Tidak mampu mengapresiasikan karya seni

Karena terjadi penumpulan imajinasi maka pembaca dalam menangkap penggambaran cerpen dan novel menjadi terhambat. Kosakata dari penulis sulit dinikmati yang berdampak pada apreasiasi prosa.

· Menimbulkan efek adiktif

Ada ketagihan pada penggunaan komik. Keinginan untuk terus membaca sambungan dari isi komik karena penasaran. Akibatnya banyak dana yang dikeluarkan untuk memenuhi penasaran pembaca. Selain itu pembaca akan lebih banyak meluangkan waktunya untuk menghabiskan membaca komik.

· Lebih explicit menggambarkan adegan

Adegan yang seharusnya tidak pantas di dalam komik tergambar dengan jelas. Hal ini pasti tidak baik dikonsumsi oleh anak-anak dibawah umur.

· Terlalu sederhana

Penyampaian materi melalui media komik sangat sederhana sehingga materi yang komplek tidak dapat disertakan.

· Bergaya visual

Penggunaan media pembelajaran komik hanya efektif diberikan pada peserta didik yang bergaya visual. Untuk peserta didik yang bergaya belajar audio sangat tidak cocok.

E. Aplikasi komik dalam pembelajaran

Dalam rangka mengorbitkan komik sebagai media instruksional ,guru harus menggunakan motivasi potensial dari buku-buku komik,tetapi jangan berhenti sampai disitu saja. Sekali minat telah dibangkitkan ,cerita bergambar harus dilengkapi oleh materi bacaan film, gambar serta berbagai kegiatan yan menimbulkan kekreatifan. Peranan penting komik dalam dunia pembelajaran adalah menimbulkan minat para peserta didik. Penggunaan komik ini sebaiknya disertai panduan dari guru melalui metode pengajaran. Dengan adanya panduan dari guru diharapkan dalam pemilihan komik yang tepat dan menyenangkan bagi mereka.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Komik adalah seni gambar yang dirangkai sedemikian rupa dengan teks sehingga membentuk sebuah cerita baik berbentuk buku maupun strip yang diselingi dengan humor agar pembaca tidak bosan. Komik diklasifikasikan menjadi 3 yaitu komik strip,bukudan komik online. Memiliki beberapa unsure yaitu menarik, langsung, sederhana, ringkas,dan bersifat humor yang membuat komik makin diminati pembaca.

Tapi banyak orana ta beranggapan bahwa komik membawa pengaruh buruk bagi perkembangan belajar anak-anaknya. Padahal komik sangat cocok digunakan sebagai media pembelajaran demi meningkatan kualitas belajar siswa. Media instruksional edukasi yang mampu menumbuhkan minat belajar siswa melalui gambar-gambar menarik. Penggunaan warna dan perwatakan tokoh membuat pembaca tidak cepat bosan. Gaya cerita langsung dan ringkas membuat media ini lebih hidup.

Merupakan media pembelajaran yang sangat potensial. Aspek visual mampu mengoptimalkan mata untuk mencermati gambar dan teks. Sehingga komik mampu membantu siswa dalam mengenak konsep,belajar berhitung,mengenal lingkungan dan alam. Olen karena itu komik harus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.

B.SARAN

Komik memiliki banyak keunggulan sebagai media pembelajaran. Tapi sebaik apapun komik jika digunakan sebagai media pembelajaran pasti memiliki banyak kekurangan yang bisa berakibat buruk pada prkembangan siswa. Dalam penggunaan harus dipandu oleh guru dan orang tua. Guru dan orang tua harus lebih seletif dalam memberikan media pembelajaran komik. Berikan komik yang sesuai dengan tingkat perkembangan otak mereka. Tidak semua komik yang beredar mempunyai tujuan untuk pembelajaran. Karena pada awalnya komik ini bersifat komersial.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to " "

Posting Komentar