Desain Pembelajaran Berdasarkan Teori Belajar

Merupakan tugas para teknolog pendidikan untuk menciptakan suatu desain pembelajaran yang mampu memberikan kemudahan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Membuat pembelajaran yang menyenangkan sehingga berimbas pada terwujudnya tujuan dari pendidikan. Meningkatkan kualitas pembelajaran tidak hanya sekedar menyampaikan pesan dengan benar, tetapi mengusahakan bagaimana pesan tersebut dapat dipahami dan dikembangkan. Memerlukan sesuatu yang mampu meningkatkan minat belajar siswa. Banyak hal yang bisa dilakukan demi meningkatkan hasil belajar dengan menciptakan suasana yang menyenangkan,tapi akan tidak efektif jika tidak mengetahui permasalahan belajar pada siswa.

Merupakan hal yang utama bagi pendidik untuk mengetahui seperti apa karakter siswanya. Tipe belajar yang sesuai dengan karakter siswa. Untuk itu pendidik harus mengetahui teori belajar agar dalam kelas, gaya belajar seperti apa yang baik untuk siswa sesuai sasaran. Ada delapan macam teori belajar yang berkembang dalam dunia pendidikan. Kedelapan teori tersebut tercipta untuk saling melengkapi dari teori yang satu ke teori yang lain. Jadi,teori-teori tersebut tidak lepas dari kelemahan dan kelebihan.

Teori behavioristik sangat baik diterapkan dalam pembelajaran yang sifatnya praktek dan berunsur pada pembiasaan. Siswa dalam teori hanya mendapatkan infomasi dari pendidik tanpa harus mengembangkannya. System penilaiannya pada hasil akhir tanpa mempedulikan bagaimana proses siswa menerima informasi. Prinsip-prinsip yang digunakan objek psikologi adalah perilaku,segala bentuk tingkah laku dikembalikan pada reflek,dan mengutamakan kebiasaan.

Perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya stimulus dan respon (Thorndike:1874). Thorndike melakukan percobaan yang di kenal dengan trial dan error. Thorndike juga menemukan hukum dalam teori behavioristik yaitu kesiapan, latihan, akibat, latihan. Siswa sudah dianggap belajar jika sudah mengalami perubahan (Asri C Budiningsih:2008).

Teori kecerdasan ganda adalah konsep kecerdasan metode apakah yang cocok untuk mengukur kecerdasan benar-benar ilmiah. Kecerdasan secara tradisional, tidak cukup meliputi berbagai kemampuan manusia (Gardner:1983). Jadi dalam teori ini siswa tidak hanya mamupu mengembangkan satu kecerdasan saja tapi lebih. Amstrong (2002:19-23) menegaskan bahwa ada sekitar delapan macam kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu dengan kombinasi yang berbeda. Akan tetapi pada perkembangannya menjadi 10 macam kecerdasan. Kesepuluh kecerdasan tersebut yaitu :

1. Kecerdasan verbal

Kemampuan menggunakan bahasa secara lisan atau tulisan yang memberikan kesan

2. Kecerdasan logik

Kemampuan menggunakan nomor,pola abstrak,sebab-akibat atau logik.

3. Kecerdasan fisikal

Berkaitan dengan pergerakan dan kemahiran fisikal seperti keseimbangan dan kelenturan badan.

4. Kecerdasan musikal

Kemampuan dalam mendikriminasikan dan meluangkan idea tau perasaan lewat musik.

5. Kecerdasan intrapersonal

Berpengetahuan dalam kebolehan menilai diri sendiri.

6. Kecerdasan interpersonal

Kemampuan dalam menggambarkan berbagai petanda interpersonal dan kebolehan untuk berkomunikasi.

7. Kecerdasan naturalis

Mengenali,menyusun,mengkategorikan jenis flora dan fauna(lingkungan).

8. Kecerdasan spiritual

Kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan Tuhannya.

9. Kecerdasan ekstensial

Kecerdasan yang mampu menyadari dan menghayati dengan benar dirinya dan tujuan hidup.

10. Kecerdasan visual

Kemampuan dalam mencipta gambaran mental dan dunia visual.

Untuk mengembangkan kecerdasan dalam diri siswa perlu mengenali tipe dini dari kebiasaan dan tingkah laku peserta didik. Semakin banyak mengenali tipe dini semakin banyak pula kecerdasan yang mampu untuk dikuasai.

Teori konstruktivisme yakni pembelajaran yang bersifat generatif,tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah ada. Peserta didik diharuskan bersifat aktif,berfikir dalam proses mencari pengetahuan yag baru. Pengetahuan dipahami dan diaplikasikan dalam situasi tertentu. Oleh karena siswa aktif maka kosep pembelajaran akan ingat lebih lama. Jadi pendidik disini berperan sebagai fasilitator untuk membantu perkerkembangan peserta didik dengan terjadinya konstruksi belajar.

Teori kognitif tingkah laku peserta didik ditentukan dari seberapa pemahaman yang ditangkap. Pengetahuan yang didapat dikembangkan dan dipahami. Sistem penilaiannya berdasarkan bagaimana pengetahuan tersebut ditangkap dan dipahami. Stimulus yang diterima disesuaikan dengan struktur kognitif yang terbentuk sebelumnya dalam pikiran seseorang.

Teori sosiokultural pada dasarnya adalah perkembangan kogitif seseorang yang ditentukan sendiri secara aktif dan lingkungan sosial yang aktif pula. Pengetahuan yang didapat secra kognitif akan tetapi dikembangkan secara konstruktivisme. Ada dua proses adaptasi dalam teori ini yaitu asimilas(integrasi pengetahuan luar ke struktur kognitif yang telah ada dalam dirinya) dan akomodasi(memodifikasi pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan yang baru didapat). Pendidik harus mampu menciptakan situasi menumbuhkan rasa ingin. Pendidik berperan sebagai fasilitator, mediator, evaluator, dan desainer pembelajaran.

Teori pemrosesan informasi menurut Slavin (2000:175) adalah teori kognitif tentang belajar menjelaskan, penyimpanan dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Bagaimana seeorang mampu memperoleh informasi dan dapat mengingat dalam jangka waktu yang lama. Informasi masuk dalam alat penginderaan yang disimpan secara singkat,tidak lebih dari dua detik. Jika informasi yang ditangkap mengalami proses maka informasi tersebut dapat disimpan dalam memori jangka panjang tapi jika tidak terjadi suatu proses maka informasi akan hilang dengan sendirinya. Jadi dalam system teori ini ada dua memori yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek sistem penyimpanannya sangat terbatas,sedangkan memori jangka panjang masih dibagi menjadi tiga yaitu episodik,semantik,prosedural (Tulving:1993). Jadi informasi akan sampai pada memori jangka panjang jika informasi tersebut diolah atau paling ampuh dengan cara pangulangan terus menerus.

Teori neuroscience menjelaskan bagaimana otak manusia bekerja. Pengetahuan dibentuk melalui pemrosesan informasi yang kemudian diolah dalam otak sehingga dapat diterapkan. Informasi ditangkap oleh neuro sensori melalui indera yang ditransfer ke sistem tubuh. Dalam otak manusia ada 3 bagian dasar yaitu otak reptile,otak mamalia,otak neurokorteks. Daya ingat manusia dalam teori ini sangat kuat, pembelajaran yang terjadi disesuaikan dengan keadaan otak. Semakin sering menguasai situasi semakin mudah informasi yang baru yang dapat dipelajari sehingga otak dapat bekerja dengan maksimal.

Teori humanistic yang menganggap bahwa memanusiakan manusia sangat erat kaitannya dengan hasil kegiatan belajar. Siswa harus mampu mencapai aktualisasi diri dengan baik. Pendidik hanya sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan diri secara positif dan meminimalkan secara negatif. Siswa kemudian akan menyadari potensi potensi yang terpendam dalam dirinya sebagai manusia. Sangat baik diterapkan bagi pembelajaran yan bersifat pembentukan karakter.

Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu,pendidik tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak sesuai kehidupan siswa (Arthur Combs:1912). Oleh karena itu teori ini sangat tidak cocok bagi siswa bersifat pasif atau kurang aktif.

Delapan teori belajar tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain. Terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien tergantung dari pendidik bagaimana menggunakannya. Akan berhasil tepat guna jika penggunaan disesuaikan kondisi dan sasaran yang dituju. Penerapan teori akan gagal jika pendidik tidak pandai memahami karakteristik belajar peserta didik. Banyak yang sebenarnya yang mempengaruhi penerapan teori belajar, ada karakteristik siswa, sasaran dari pembelajaran tersebut,kondisi lingkungan, pendidik, penggunaan media,dll.

Berkembangnya teori belajar merupkan bentuk upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik pada setiap jenjang pendidikan demi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi maka lahirlah bangsa yang besar. Untuk menunjang pendidikan yang berkualitas maka dibutuhkan sesuatu yang membantu pelaksanaan tersebut. Mengetahui karakter belajar siswa dan teori belajar sangat berpengaruh penting dalam meningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu,sebagai seorang pendidik kita harus memperhatikan hal sekecil apapun yang nantinya berpengaruh begitu besar terhadap pertumbuhan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to " "

Posting Komentar